Kunci Kesuksesan Sebuah Organisasi: Middle Managers yang Kuat

Iqbal Hariadi
2 min readJan 27, 2022

Saya baru saja selesai menonton video Youtube Dr. Indrawan Nugroho tentang kebangkitan Ford karena Middle Managers.

Video yang menarik sekali. Selain karena mengulas cerita seru yang diangkat menjadi film Ford vs Ferrari, saya tertarik sekali dengan adanya keyword Middle Managers. Tertarik karena selama 5 tahun terakhir dalam karir, saya menjalankan role sebagai Middle Manager di perusahaan.

Middle Manager simpelnya saya definisikan sebagai manager yang melapor langsung ke high level management (biasanya C-Levels) dan sekaligus memiliki anggota tim. Karenanya disebut Middle, karena ya berada di tengah. Koordinasi ke atas dan koordinasi ke bawah. Dan tentu saja, koordinasi ke kanan dan kiri dengan Middle Manager yang lain. Oh satu lagi, serta ke depan belakang serong kanan kiri juga karena tidak jarang harus berhubungan dengan pihak di luar organisasi juga (misal users, client, atau partner).

Role Middle Managers merupakan role yang super krusial dalam menentukan performa organisasi, setidaknya karena bertanggung jawab untuk tiga hal:

  1. Menjadi jembatan komunikasi antara high level management dengan tim eksekutor.
  2. Menerjemahkan high-level strategy ke dalam eksekusi dengan target yang telah ditentukan.
  3. Menjadi think tank utama high-level management dalam menentukan kebijakan dan arah perusahaan / organisasi.

Coba lihat lagi sejenak tiga faktor di atas. Dan bayangkan kompleksitas yang harus dijalani Middle Manager. Makanya tidak heran juga ada studi yang menyebutkan Middle Manager merupakan role di organisasi dengan tingkat stress yang paling tinggi.

Karena ya bisa dibayangkan. Menjadi jembatan komunikasi sudah jadi tantangan tersendiri. High-level management — apalagi founder — biasanya berkarakter visioner. Memiliki visi jangka panjang, gagasan-gagasan yang exciting, melawan status quo, tapi melangit jauh di atas awan. Sehingga seringkali tidak masuk akal atau sulit dipahami oleh kebanyakan orang.

Di sisi lain, Middle Managers juga memiliki anggota tim eksekutor yang umumnya pragmatis dan taktis. Sehingga mereka seringkali sulit memahami gagasan yang terlalu melangit atau butuh waktu untuk memahami bagaimana mengubah visi jangka panjang ke dalam aksi-aksi strategis jangka pendek.

Middle Managers lah yang berperan menjembatani bagaimana gagasan tersebut bisa dimengerti oleh seluruh tim. Middle Managers pula yang memahami secara mendalam visi jangka panjang, lalu memutar otak menentukan langkah-langkah jangka pendek yang harus dilakukan agar visi tersebut bisa kejadian.

Sedikit anekdotal, saya rasa Middle Managers ini seperti anak tengah. Punya kakak, jadi mengerti rasanya disuruh-suruh dan bisa belajar dewasa lebih cepat dari usianya. Tapi juga punya adik, jadi tahu bagaimana memiliki tim yang bisa diberikan koordinasi dan bisa mengayomi orang yang di bawahnya. Tahu kewajibannya menghormati yang lebih tua, tapi juga punya beban karena bertanggung jawab terhadap adiknya. Nah, kebetulan saya anak tengah di keluarga, dan memang dinamikanya mirip-mirip dengan di pekerjaan :D.

Ada banyak hal yang saya pelajari dari beberapa tahun ini menjadi Middle Managers, tapi mungkin akan saya tuangkan di tulisan lainnya.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan bilang bahwa peran Middle Managers sangat krusial dalam menentukan kesuksesan sebuah organisasi. Skill terpenting Middle Managers adalah mengerti high-level strategy dan bisa menerjemahkannya ke dalam eksekusi yang terstruktur. Tidak banyak orang yang memiliki skill ini, dan siapapun yang punya akan memberikan dampak luar biasa dan bisa thrive di mana pun mereka berada.

--

--

Iqbal Hariadi

Write on productivity, self development, and marketing. Head of Brand Communications Kitabisa.com. Host of Podcast Subjective.