Cerita Kami Mempopulerkan Industri Kebaikan di Indonesia — Kitabisa.com
Untuk memulai artikel ini, saya mau bilang bahwa tulisan ini bukan artikel tutorial, business insight, atau artikel bernada serius lainnya. Meski tidak menutup kemungkinan ada hal penting yang bisa diambil, this is my disclaimer: I just want to share some story, so take it easy.
Saya membuat tulisan ini dalam kondisi capek dan pusing. Tim Kitabisa sedang melalui proses penting dalam perjalanan kami sebagai startup; ada banyak adjusment, adaptasi, restrukturisasi, dan standarisasi. Tapi saya punya sedikit cerita untuk saya bagi, sekaligus sebagai bagian dari upaya saya mendokumentasikan perjalanan kami.
6 Juli kemarin, Kitabisa merayakan ulang tahun ke-4. Usia yang masih sangat muda, tapi yang sudah kami lalui juga bukan perjalanan yang singkat. Saya bisa cerita panjang — semoga ada waktu untuk artikel lain — tapi saya mau cerita tentang 2 tahun terakhir.
Sejak awal, Kitabisa diciptakan sebagai platform galang dana dan donasi. Dan sampai sekarang, misi kita tetap sama: menghubungkan kebaikan. Terdengar sangat cheesy dan sangat tagline, but that’s in our blood and our heart. Kami ingin semua orang bisa berbuat baik, apapun latar belakangnya dan bagaimana pun caranya.
Poin terakhir, adalah bagian yang kami eksplorasi habis-habisan di dua tahun terakhir.
Kami melakukan banyak eksperimen dan berhasil membuktikan banyak diantaranya. Intinya, kami buktikan bahwa ternyata setiap orang mau dan bisa berbuat kebaikan, asal tahu caranya.
Nah, asal tahu caranya ini menarik, karena ternyata banyak orang yang pengen berbuat baik sebenarnya, tapi gatau caranya. Ketika Kitabisa bantu cari tahu caranya, mereka semangat banget berbuat baik.
Let’s mention some.
Pertama, artis-artis.
Selebriti ini ternyata banyak yang hatinya secerah matahari dan selembut embun pagi *tsah. Yang paling kami push belakangan, adalah gimana para artis ini bisa merayakan ulang tahunnya untuk kebaikan. Bikin birhtday fundraising istilahnya.
Jadi intinya, mempersembahkan ulang tahunnya untuk mendukung isu sosial tertentu, dengan mengajak teman/keluarga/followers memberi kado berupa donasi.
Beberapa diantaranya adalah Raisa untuk gerakan donasibuku.id.
Tatjana Saphira untuk anak pejuang kanker.
Sampe Kemal Palevi buat pengrajin sepatu lokal di Bandung!
Dan listnya masih panjang. Ada Pakde Indro, My hero Pandji Pragiwaksono, Vidi Aldiano, Kimberly Rider, Andi Asyril, dan masih banyak lagi.
Ternyata artis-artis ini banyak yang mau dan happy untuk share ulang tahun mereka. Asal dibantu caranya dan dihubungkan dengan organisasi yang tepat, they are more than happy to help.
Kedua, Influencers.
Oke, ini penting ga penting. Di dunia yang semakin diinvasi instagram dan Youtuber, kita jadi punya istilah baru: influencers. Influencer ini beda dari artis, karena sebenarnya mereka bukan artis. You know what I mean? I bet you do, so let’s agree on that.
Influencers yang punya followers banyak juga ternyata gila dalam berbuat baik, karena mereka punya engagement yang kuat dengan pengikutnya di dunia maya.
Sebut saja misalnya Gita Savitri: Youtuber / Soundcloud Singer / Selebgram. Fans-fans nya pada ngasih hadiah kado ulang tahun berupa donasi untuk pendidikan seorang anak, dan responnya gila banget.
Trus ada Muzammil Hasballah. Selebgram yang terkenal gaul + bersuara merdu dalam mengaji. Doi galang dana untuk Rohingya di Instagram. Dengan followers 1,8 Juta, cuma lewat Instastories (ga pake dipost di feed), doi bisa ajak orang donasi sampe terkumpul 224 Juta dalam 3 hari. Gila!
Ada lagi Wirda Mansur, yang juga galang dana buat Rohingya. Followers 1,3 juta, kurang dari seminggu bisa ngajakin +3.000 orang donasi ngumpulin 450 Juta!
Lalu deretan Selebgram lainnya dari kalangan pemimpin: Ridwan Kamil, yang berinisiatif galang dana dan secara getol campaign untuk Rohingya. Hasilnya, campaign Kang Emil memecahkan rekor di Kitabisa.com sebagai campaign dengan donatur terbanyak: >19.000 orang!
Okay. Let’s continue on the next category.
Ketiga, Company.
Company juga banyak banget yang mau berbuat baik. I know it’s not really new, but still, our finding is exciting. Ternyata banyak company yang penasaran bagaimana caranya mengamplifikasi value brand mereka lewat kegiatan-kegiatan kebaikan.
One of my most favorite success story adalah kolaborasi Kitabisa dengan Grab. Kitabisa membantu menghubungkan Grab dengan salah satu campaign yang ada di Kitabisa, yaitu Perahu Untuk Guru di NTT. Sebagai perusahaan transportasi, Grab ingin donasi mereka juga membantu memberikan impact pada permasalah transportasi, dalam hal ini adalah perahu untuk guru-guru di daerah NTT yang harus bepergian antar pulau.
Contoh lainnya adalah kolaborasi kita dengan Semen Indonesia, dimana SI sebagai salah satu BUMN ingin mendukung gerakan sosial yang dilakukan anak muda. Yang kami lakukan, adalah membuat kompetisi galang dana bernama Millennials Berkarya untuk anak-anak muda yang memiliki project sosial.
Dan masih banyak company lain. List lengkapnya akan segera hadir di halaman khusus company yang sedang kami develop (akan saya update juga nanti di sini).
Sampai di sini, kasih saya waktu sebentar.
Ternyata tulisannya sudah panjang dan saya sudah harus pulang. Ini waktu menulisnya sudah lewat dari komitmen batas waktu saya untuk menulis. Saya akan lanjutkan lagi nanti karena listnya masih panjang, but here is the thing.
Ternyata semua orang bisa dan mau berbuat baik.
Tinggal caranya seperti apa, itu yang perlu kreativitas dan koneksi untuk bisa dieksplorasi.
Dan bagian eksplorasi itu yang ingin Kitabisa fokuskan sebagai sebuah organisasi; kami ingin mempopulerkan industri kebaikan. Sampai datang saatnya ketika siapa pun kita, apa pun yang kita kerjakan, kita semua bisa selalu berbuat kebaikan.
Salam #OrangBaik